Sabtu, 13 April 2013

Balada Damri di Sore Hari

Sore ini ya ga tau kenapa damri bisa sangat menginspirasi buat ditulis di blog, mungkin karna tadi habis di php-in kali ya sama damri nya :') *menggenaskan

Kalau ditanya "apa sih yang terlintas dikepala kamu saat denger kata damri?", jawabnya itu
NYAMAN.
yup damri itu nyaman, (terlepas dari desak-desakan sama pencopet dan bau-bau aneh lainnya). Menurut aku damri itu nyaman dan praktis, apalagi aku fans damri tujuan Jatinangor-Bandung, ga pernah naik damri lain selain tujuan kesitu (emang ga afal jalan padahal). Harga nya ekonomis,  tempat duduk (lumayan) empuk dibanding tempat duduk angkot, dan ber-AC (bukan ac alami juga kaya yang di angkot). 1 hal yang paling aku seneng kalau naik damri itu, duduk di sebelah jendelah sisi sebelah kiri damri, nomor urut tempat duduk yang ke-5, sambil pasang headset denger musik apapun, entahlah.. rasanya menyenangkan, perjalanan yang seharusnya melelahkan, kalau berhasil dapet detail itu rasanya sama kaya refreshing, mungkin orang aneh macam apa yang memperhatikan tempat duduk nomor urut berapa dan di sisi sebelah mana, tapi percayalah, itu menyenangkan, dan sebuah kepuasan bila dapat memenuhinya. But once again, itu kalau damri di pagi hari.

Setiap ke Bandung, paling takut kalau pulang kesorean, bukan karena takut berada di Bandung pada senja hari, tapi takut ketinggalan benda putih besar itu, (damri maksudnya). Damri di sore hari itu penuh tantangan, apalagi kalau sudah mencapai jam 4-5 sore, itu perkelahian hidup mati. Damri jam nya terbatas, katanya terakhir jam 5, karena itulah penumpang damri di sore hari itu membludak. Termasuk sore ini, sekitar 8 jam yang lalu, aku nungguin damri di halte du, tempat yang ga pernah terlewatkan kalo ke Bandung, pas sampai di halte, seperti biasa, beberapa orang juga sedang menunggu, dari anak-anak,mahasiswa sampai bapak-bapak,walaupun belum terlalu ramai pada saat itu. Oh iya 1 lagi, terkadang menunggu damri di halte itu juga menyenangkan, bukan karena melihat jalanan atau jajanan didepannya, tapi menyenangkan itu saat kamu memperhatikan orang-orang yang berada di sekitar halte, yang mungkin punya tujuan yang sama dengan mu (Jatinangor maksudnya). Beragam spesies dan karakter manusia terdapat di halte ini, dari bapak-bapak seram yang mukanya cenderung premanisme, ibu-ibu alay yang menggunakan baju serba warna warni sampai ke rambut, abege alay yg ngecat rambut warna ungu merah dan pake boots hitam tinggi dengan celana hitam cubrai diatasnya, mahasiswa kacamata yang kemana-mana baca buku, anak punk yang penuh dengan 'perhiasan'di wajah nya, sampai yang paling nyesek liatnya itu kalau ada yang lagi pacaran. entahlah menarik saja memperhatikan orang-orang ini, rasanya seperti berada pada suatu eksperimen sosiologi. mempelajari masyarakat itu tidak pernah membosankan, memperhatikan dan menebak-nebak karakter mereka saja sudah cukup menarik bagiku, yah hal tersebut sudah jadi games kegemaran di halte damri.

Btw, tadi sore saat menjalani ritual duduk di halte sambil nunggu damri, di sebelah ada sepasang cewe und cowo, menurut pandangan mata sih seharusnya dua-duanya berada di usia yang sama, sampai akhirnya aku menangkap percakapan yang ga biasa. Entah kenapa cewe itu berbicara benar-benar seperti anak kecil, omongan nya pun ngelantur, dia cerita bagaimana kalau dia minum menggunakan dot susu, entahlah omongan yang tidak biasa menurut ku. Dilihat dari fisik cewe ini bahkan lebih tinggi dari ku, wajahnya pun terlihat lebih dewasa. si Cowo pun meladeni perkataan si cewe, tapi cowo ini terlihat seperti sedang meladeni anak kecil, sambil mengusap-usap kepala si cewe ia berkata "oh iya, enak ya minumnya pakai dot"
"iya dong hihihihi" si cewe menjawab dan tertawa layaknya benar-benar seperti anak kecil, hah percakapan macam apa ini???!. Awalnya aku mengambiil kesimpulan, mungkin dia punya sedikit kelainan dalam kedewasaan, tapi ah belum tau pasti,aku tinggalkan kesimpulan tersebut. Sayangnya saat kepo ini sedang kambuh sekambuh kambuhnya, tau-tau mereka berdua pergi. Kesimpulan lain belum di ambil dan mereka berlalu begitu saja meninggalkan penonton setia mereka dalam ambang kekepoan.

Sudah setengah jam menunggu Damri belum datang juga, ini termasuk lama karena biasanya damri itu aktif. Calon penumpang pun semakin banyak berdatangan, huh semakin banyak saingan!
Harapan kami mungkin sedikit terjawab saat tiba-tiba ada damri muncul diseberang, rutenya sih biasanya damri itu muter dan datang kearah kami, para penumpang yang banyak ini mulai berlarian menunggu damri dan berbaris di pinggir jalan siap menerkam, sampai-sampai hal ini menjadi tontonan bagi pengendara jalan yang lewat, mungkin mereka sedikit shock melihat begitu bayak orang yang berbaris si pinggir jalan dengan memasang raut muka yang sama. Sudah menunggu tau-tau damri nya ga muter dan pergi begitu saja, para penumpang ambisius ini bingung karena hal ini tidak biasa. Tuhan, kami jadi korban PHP Damri, dan rasanya cukup menyakitkan juga.

Namun, pada saat itu aku menemukan sesuatu, hal yang mungkin tidak orang-orang pecinta damri sadari selama ini. Damri di Sore Hari = Pertandingan!, luar biasa saat mengingat kembali kejadian tadi, saat semua orang berbaris memenuhi pinggir jalan dengan memasang raut muka penuh kompetisi, bak atlet lomba lari dari olimpiade olahraga nasional. sebenarnya bukan sekali ini saja aku menemui ini, setiap pulang sore naik damri pasti akan melalui proses ini, bayangkan saat calon penumpang tersebut sudah memasang ancang-ancang dan pada saat damri tiba kita semua berlarian menuju pintu, penuh desak-desakan. disitulah perjuangan yang sesungguhnya. Alhamdulillah, mungkin karena badan yang agak kecil, sepanjang sejarah desak-desakan naik damri aku bisa melewati nya denga mudah dan segera memilih kursi sisi kiri sebelah jendela nomor 5 :)

Benar juga, setelah di php damri tadi aku baru menyadari bahwa damri sore hari itu benar-benar tantangan, bahkan ada yang jatuh saat berdesak-desakan naik dan orang-orang tidak begitu peduli. Bukan dari itu saja, damri sore hari itu juga tidak pasti, seperti tadi damri yang pergi begitu saja tanpa ada damri selanjutnya, hari sudah mulai senja dan penumpang mulai resah (termasuk saya). Hal ini dimanfaatkan para bapak angkot untuk mengangkut ke Jatinangor dengan harga yang lebih mahal, ya sudahlah dari pada ga pulang.
Dan naik angkot pulang ke Jatinangor itu sangat ga dianjurkan! pegel,panas parah, badan sakit semua gara-gara angkotnya sering ngerem mendadak, parah pokoknyah!.

Intinya, Damri di Sore Hari itu sangat recommended untuk dirasakan, semua perasaan ada dan sangat kompleks untuk dialami, mungkin kalau dibaca saja seperti hal yang tidak penting, tapi coba saja rasakan, Balada Damri di Sore Hari.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar